jaket kulit yang digunakan pilot atau Flight Bomber Jacket sekarang tersedia dalam berbagai macam gaya dan warna. Awalnya konsep pembuatan Leather Flight Jacket ini dimulai pada saat WWI (Perang Dunia Pertama), dengan tujuan menstabilkan (menghangatkan) suhu tubuh pilot & crew pada ketinggian ribuan kaki di udara dimana keadaan angin dan suhunya sangat ekstrim.
Sayangnya pada saat itu jaket yang dibuat jauh dari harapan kegunaan dan kepraktisan, barulah pada awal tahun 1915 para pilot dari Royal Flying Corps yaitu jasa penerbangan di wilayah Perancis dan Belgia mulai memakai jaket kulit berlengan panjang dan dimulailah era trend baru Leather Flight Jackets.
Pada tahun 1917 the United States Army mulai mendistribusikan Leather Bomber Flight Jackets yang pada saat itu berbarengan dengan pesatnya perkembangan industry pesawat terbang di Amerika. Tahun 1931 the US Air Corp mengeluarkan produk baru yaitu Type A2 Bomber Jacket serta Type M-445 Flight Jacket di tahun berikutnya, jaket ini dikenal dengan sebutan G1.
Ketika memasuki WWII (Perang Dunia Kedua), di saat pesawat terbang sudah mulai tinggi jarak tempuhnya sekitar 25.000 kaki dan temperatur bisa di bawah nol derajat celcius dimulailah era Shearling Flight Jacket yaitu bomber flight jacket dengan lapisan wool di dalamnya yang menjadi salah satu jaket terhangat pada jamannya. Sherling jackets memiliki beberapa type di antaranya ANJ-4 Shearling yang biasa dipakai B-17 dan B-24 Pilots.
Pada tahun 1950-an angkatan udara Amerika mengeluarkan aturan baru demi kenyamanan dan keselamatan penerbang, dari sinilah dimulainya era flight jacket dari bahan nylon.
Tapi bukan berarti keberadaan Leather Filght Jacket ini menghilang, jaket ini masih terus diproduksi bukan hanya karena untuk bergaya tetapi juga untuk mengenang para jasa bomber pilot yang berjaya pada masanya.
0 komentar:
Posting Komentar